Pemberian Apresiasi, Seberapa Penting?

 

Dikutip dari artikel Memahami Makna, Fungsi, Manfaat dan Tujuan Apresiasi yang ditulis oleh Kezia Prasetya Chistvidya pada 14 Agustus 2020, kata apresiasi berasal dari bahasa latin, yaitu apreciatio yang artinya menghargai. Sedangkan secara terminologi, arti kata apreasiasi adalah proses penilaian atau penghargaan positif yang dilakukan oleh seseorang terhadap sesuatu.

Sebagai insan manusia, pada tiap tahapan kehidupan pasti kita pernah diberikan yang namanya ujian. Baik itu ujian sekolah, ujian masuk perguruan tinggi, ujian hidup, dan lain sebagainya. Di antara berbagai ujian itu, kita pasti melakukan yang namanya usaha. Usaha untuk mencapai suatu target agar ujian kita mendapat hasil yang memuaskan.

Usaha yang dilakukan untuk mencapai target tersebut pasti tidaklah mudah. Kita perlu mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, materi, bahkan cucuran air mata. Berada di titik jenuh, emosi, sedih, frustrasi, pesimis, pasti sudah satu paket dengan yang namanya perjuangan. Dalam perjuangan itulah terselip harapan dari orang sekitar, bahwa kita akan berhasil mencapai target.

Mendapat kepercayaan dan dukungan merupakan suatu privilese tersendiri. Aku tahu, tidak semua orang mendapatkannya. Akan tetapi, harapan dan kepercayaan itulah terkadang menjadi sedikit beban (khususnya untuk aku), agar dapat melaksanakan amanah mereka dengan baik.

Setelah berbagai upaya, usaha, yang dijalankan ternyata membuahkan hasil yang tidak diinginkan, hal itu membuat aku sedikit merasa down. Yang aku kasihani bukan diriku, aku merasa kasihan pada mereka yang menaruh harapan lebih padaku. Aku sedih karena tidak dapat memenuhi ekspektasi yang mereka berikan. Aku tahu, sebenarnya kita hidup bukan untuk memenuhi ekspektasi orang lain, tetapi hal itu terkadang muncul tanpa diminta kehadirannya.

Aku, merasa bersyukur menjadi orang yang dimudahkan jalannya mulai dari menginjak bangku kanak-kanak hingga masa wajib belajarku selesai. Sewaktu TK, aku mengikuti lomba melukis di tingkat kecamatan. Mendapat juara tiga kemudian lanjut ke tingkat kabupaten seakan menjadi gerbang awal perjalanan perlombaan masa sekolahku. Aku sangat senang. Pertama kalinya aku diberikan crayon sebagai alat mewarnai yang baru, karena sebelumnya masih menggunakan pensil warna. Aku diajari cara mengarsir yang baik, harus satu arah kata Ibu guru.

Lalu aku berangkat menuju kabupaten dengan menggunakan bus. Pertama kalinya mengikuti kegiatan seperti ini membuatku merasa super excited! Aku tidak tahu hasilnya bagaimana, aku tidak peduli. Yang penting aku sudah berusaha sebaik mungkin dan selebihnya aku menganggap bonus karena sekalian jalan-jalan dan menonton pertunjukan seni, haha.

Dilanjut ketika duduk di bangku sekolah dasar hingga menegah atas, berbagai perlombaan aku ikuti. Baik di bidang akademik maupun nonakademik. Nah, dari berbagai perlombaan itulah kita harus mengeluarkan yang namanya usaha. Lalu, setelah selesai melakukan usaha tersebut pasti di lubuk hati kita walaupun tidak meminta, kita ingin diapresiasi atau dihargai.

Sebenarnya, tidak sampai Sekolah Menengah Atas saja aku mendapatkan kemudahan. Puji syukur hingga di detik ini aku menulis dan di masa depan aku percaya Tuhan selalu memberikan hamba-Nya kemudahan.

Ketika usaha kita diapresiasi, otak kita pasti akan mengeluarkan hormon yang memicu kebahagiaan, hormon dopamin. Dari hal-hal kecil itulah, kita merasa usaha kita dihargai, merasa dipedulikan, dan energi positif lainnya.  

Sebagian dari kalian mungkin menganggap hal ini tidak terlalu penting. Akan tetapi, hal kecil ini bagi orang lain akan memiliki dampak yang sangat besar. Setelah orang tersebut merasa diapresiasi, ia akan menjadi semangat, bahagia, dan menjadi pribadi yang memiliki sifat optimis untuk maju melangkah ke depan karena ia memiliki support system yang selalu sedia mendukungnya di setiap kondisi.

Afirmasi positif yang diberikan pada diri kita sendiri juga tak kalah penting. Terkadang, kita juga tidak selamanya mengharap sesuatu dari orang lain. Kita harus bisa berdiri, bangkit dari rasa kekecewaan, kesedihan, keterpurukan dan kegagalan. Karena sebenarnya orang yang selalu ada untuk diri kamu 24/7 itu adalah kamu sendiri. Sesekali tak apa merasa berkecil hati, merasa sedih karena tidak ada teman yang membantu, tidak ada teman yang dapat mendengarkan isi hatimu, kamu masih punya Tuhan Yang Maha Esa kok. Dia yang selalu ada setiap detik, milidetik, menunggumu duduk bersimpuh seraya merendahkan diri karena kita adalah manusia yang lemah, tak ada daya upaya melainkan datang dari-Nya.

Kita adalah makhluk sosial yang hidup berdampingan dengan orang lain. Menghargai sesama adalah bentuk kepedulian kita terhadap lingkungan sekitar. Yuk, mulai dari sekarang lakukan apa yang kamu bisa lakukan. Sebarkan energi positif kamu, agar orang di sekitarmu merasa bahagia. Kalau orang lain bahagia, secara tidak langsung kita juga akan merasakan kebahagiaan itu.

Memang, tidak selamanya hal-hal positif yang kita lakukan mendapatkan feedback yang postif pula. Dari situlah kita belajar ikhlas, belajar untuk lebih berbesar hati menerima berbagai perbedaan persepsi. Kita tidak bisa mengontrol pemikiran orang lain terhadap kita, yang bisa kita kontrol adalah bagaimana kita menyikapi hal tersebut.

Jadi, kesimpulannya adalah memberikan apresiasi sekecil apa pun itu sangatlah penting. Dari apresiasi itulah kita merasa dihargai dan memberikan suatu kepuasan tersendiri. Selagi itu positif, lakukan saja. Orang lain juga akan merasakan energi positif yang kita sebarkan. Semangat!










DAFTAR PUSTAKA 

Kezia Prasetya Chistvidya 2020, Memahami Makna, Fungsi, Manfaat dan Tujuan Apresiasi, Fimela, dilihat 19 Agustus 2021 pukul 20.30 WIB, https://www.fimela.com/lifestyle/read/4330824/memahami-makna-fungsi-manfaat-dan-tujuan-apresiasi           

dr.Rizal Fadli 2021, Mengenal 4 Jenis Hormon untuk Mental yang Sehat, Halodoc, dilihat 19 Agustus 2021 pukul 21.20 WIB, https://www.halodoc.com/artikel/mengenal-4-jenis-hormon-untuk-mental-yang-sehat


Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Jingga's

Meet Me in Other Universe

Kereta