Night's Poem
Hampir satu tahun sudah selepas kepergianmu
Bayangmu masih saja terpatri dalam pikiranku
Rasanya sulit sekali menghilangkan perasaan ini
Tentu saja, karna pada awalnya aku adalah sebuah dinding yang paling kokoh.
Saking kokohnya aku berani jamin, bahwa tidak ada seorang pun yang bisa mendobraknya
Hingga kau datang
Mencoba mencangkul dengah kegigihan dan kesabaranmu
Sejengkal demi sejengkal
Perlahan namum pasti dengan semua rasa yang kau berikan kepadaku tanpa memperdulikan dirimu sendiri yang hancur, berdarah dan terluka
Sampai perlahan dinding pertahananku mulai hancur, goyah.
Aku mulai membiarkanmu masuk,
Awalnya, aku menjamumu seperti tamu, hingga akhirnya aku memberimu segenap hati dan perasaan yang aku belum pernah beri ke siapapun
Kau merubahku
Memberiku banyak pelajaran
Arti sebuah perjuangan dan usaha
Hingga kau melangkah terlampau jauh dari jangkauanku
Kau perlahan menghilang,
Jauh
Hingga tak bisa kuraih
Aku hancur
Dinding hatiku kau hancurkan dengan kepergianmu
Aku bingung
Kehilangan arah
Menangis sejadi jadinya
Aku melihatmu bersama perempuan lain
Aku tau
Aku tidak bisa memberimu kebahagiaan
Hanya luka dan rasa sakit
Setiap hari kulewati
Mengutuk waktu agar bekerja secepatnya membereskan puing-puing yang hancur
Air mata masih saja mengalir di malam hari
Seolah tidak ada habisnya untuk manangisi kepergianmu
Kucoba menyusun bongkahan hati yang telah berserakan dimana-mana
Merekatkan dengan cara mengikhlaskanmu
Walaupun aku tau itu sulit
Akan tetapi, apa boleh buat?
Tidak ada perasaan yang dipaksakan demi membahagiakan satu individu
Kalau iya, itu namanya egois.
Hari itu datang
Aku meluapkan semua emosi, keluh kesahku kepadamu
Aku menangis
Sesak sekali rasanya
Akan tetapi setelah itu aku tenang
Bangun dengan hati yang lega sekali
Rasanya semua beban sudah aku keluarkan
Pada saat itu aku menyadari
Hatiku sudah kembali
Bongkahan hatiku mulai tersusun rapi
Kini, yang tersisa hanya dingin di hati

Sadd ouyy
BalasHapussad bangeeeeeeeeeeeett
Hapus