The Feelings

Hi readers! ^-^

Ya, kali ini aku akan menulis ehh maksud aku mengetik sesuatu yang berbeda dibanding postingan aku yang sebelumnya. Berhubung blog ini random ya jadinya begini, hehe. 

But, no one cares ya?
Sorry :p

Oke, aku mulai saja.

Di kehidupan kita, semakin kita beranjak dewasa, pasti kita menemukan sesuatu yang tak terduga kan? banyak hal termasuk teman-teman, orang-orang baru, lingkungan baru, dan lain-lain.

Kita, ya khususnya aku, sedang berada di suatu titik perjalanan hidup yang "katanya" tingkat tertinggi kelabilan seorang manusia, yaitu masa remaja. Masa remaja seperti yang kita rasakan, kita lalui, memang berbeda-beda pada setiap individu. Seperti pada paragraf yang ada diatas, kita pasti menemukan sesuatu yan tak terduga, contohnya seperti dibawah ini.

Pernah nggak sih, kalian bertemu dengan seseorang, yang mana orang itu lebih memprioritaskan diri kamu, selain dirinya sendiri (dalam konteks bukan keluarganya) yang bahkan ia rela mengorbankan apa pun untuk kamu? Jika iya, kamu merupakan salah satu orang yang beruntung! Kenapa disebut orang yang beruntung? Karena ngga semua orang dapat menemukannya, apalagi di masa remaja, yang kebanyakan tingkat emosinya masih labil. Maka dari itu, pesan saya sih hargai orang itu, hargai dia selagi ada, walaupun dia memang menyebalkan, membuatmu merasa risih dan terganggu. Akan tetapi, percayalah, jika orang tersebut sudah pergi karena merasa sudah tidak dihargai, kamu akan merasa kehilangan. Ya, kehilangan itu pasti. Karena mungkin orang tersebut tidak akan datang lagi di lain kesempatan yang nantinya akan kamu sesali juga pada akhirnya.

Jika kamu merasa tidak enak karena kamu banyak merepotkannya dan kamu tidak tahu harus membalasnya dengan apa, cukup dengan menghargai keberadaanya, itu saja akan membuatnya senang.

Begitulah, seperti kata pepatah, time flies, people change.
Tidak semua orang akan tinggal, ada beberapa yang pergi, ada beberapa yang tinggal tetapi keadaannya sudah berubah. Kalian mungkin berfikir, Oh dulu si A itu orangnya baik, supel, tapi sekarang ko jadi beda banget ya? Karena apa, karena dengan berjalannya waktu, orang bisa berubah. Dengan melewati banyak perubahan, banyak tantangan, banyak tumbukkan, air mata, tawa, ketakutan, stress, depresi, kehilangan, kesedihan, kegelisahan, dan banyak perasaan manusia lainnya di dalam jangka waktu tersebut yang otomatis membentuk suatu sifat dan karakter yang nantinya akan lebih bisa survive di berbagai iklim kehidupan yang terus berganti dan berganti.

Orang yang banyak tertawa, siapa tau dibalik tawanya ada air mata yang mengalir di pertengahan malam, yang membasahi selimut yang dipakainya. Orang humoris juga biasanya kalau sedih tidak bisa menghibur dirinya sendiri, dan suka kesal kenapa ngga bisa ngehibur diri sendiri, padahal membuat orang lain tertawa saja sepertinya bukan hal yang sulit dilakukan.

Orang yang kuat, cuek, jarang menangis, siapa tau di balik itu semua mereka telah melewati masa-masa yang sulit, masa yang penuh dengan air mata, yang mengajarkan mereka untuk survive sampai  akhirnya mereka bermental baja. Atau juga orang yang terlalu menaruh kepercayaanya kepada orang lain tetapi orang itu malah mematahkan rasa kepercayaannya, sehingga orang yang terlanjur kecewa itu berubah sifatnya menjadi dingin dan keras kepala.

Ada juga faktor lingkungan yang mempengaruhi berubahnya seseorang. Seperti dari keluarga broken home, keluarga yang keras, keluarga dengan agama yang bagus, anak yang ditinggal orangtua nya kemudian dititipkan ke kakek atau neneknya pasti mempunyai sifat yang berbeda-beda. 

Tetapi dengan perbedaan itulah kita hidup
Dengan perasaan itulah kita hidup
Dan dengan itu semua kita bisa lebih dapat menghargai satu sama lain :)





Sekian dari saya, semoga bermanfaat dan mohon maaf apabila ada yang tidak nyambung karena menulis ini cukup menguras emosi batin saya ahahahah :p

See u in my next article! #cc

-With love, Ines.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Jingga's

Meet Me in Other Universe

Kereta