Secret Admirer
Bolehkah?
Memandangmu dari kejauhan, tersenyum
ketika kau tersenyum, bahagia ketika kau bahagia, merasa gusar ketika kau tidak
ada, merasa sedih bila kau sedang susah, ingin merangkulmu dari kejauhan, agar
bisa menenangkanmu?
Bolehkah?
Kupendam terus perasaan ini?
Aku takut jika kau mengetahuinya, kau
akan menjauhiku. Menganggapku seolah risih dan ilfeel.
Tak apa bukan?
Perasaan tidak semuanya harus
diungkapkan.
Kau tahu? Biarlah perasaan ini hanyut
bersama tinta-tinta yang kabur terkena bias hujan dan terkadang, aku ingin
menjadikannya abu dengan bantuan api.
Terkadang, memendam perasaan itu
seolah hal yang wajar dilakukan oleh seorang perempuan. Ia rela tersenyum
sendiri, bahagia, atau terkadang moodnya bisa berubah secepat mungkin hanya
karena melihat dia bersama yang lain. Tak apa, perempuan diciptakan untuk
menunggu. Perempuan pasti sudah terbiasa melakukannya.
Kau tahu?
Bantal, suara jam di dinding, sprei
dan selimutnya menjadi saksi bisu perempuan tiap harinya.
Betul bukan?
Mereka akan sangat senang ketika dia
telah berbicara denganmu, atau sekedar bertemu di suatu tempat. Ketika dia
merasa senang, dia tak henti-hentinya bersuara, terkadang jika ada dia di
dekatnya, perempuan akan mengeraskan suaranya agar bisa di dengar oleh dia.
Tetapi, perempuan akan menangis sesenggukan, memeluk erat bantal dan menggigit
selimut, mengutuk setiap detik yang berlalu ketika mereka merasa disakiti
hatinya.
Jika bahagiamu adalah bahagiaku, tak
apa kau bahagia bersama yang lain.
Aku sudah bahagia dengan candaan dan
senyuman yang kau buat setiap harinya, meskipun bukan untukku tentunya.
Jika melihatmu saja sudah membuatku
bahagia, untuk apa berharap kepadamu yang belum jelas hatinya untuk siapa.
Biarlah ini menjadi rahasia.
Tapi tunggu,
Bukankah terlihat bodoh?
Seorang penulis yang menutup erat
rahasianya, namun ia menulis sesuatu yang selama ini ia jaga, kemudian
menyebarkan tulisan itu se-antero negeri?
Biarlah,
Kicauan ini merupakan kicauan sajak
tak’ bertuan bukan?
Jadi, berpura-pura saja kau sedang
membaca naskahmu, yang diketik oleh tuan tak bernama.
Setuju?
Komentar
Posting Komentar